SUARA RAKYAT, JANGAN DIBELI? - Indonesia bakal jadi salah satu tempat uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang digarap bareng Bill & Melinda Gates Foundation. Kabar ini langsung diumumkan Presiden Prabowo Subianto usai bertemu dengan Bill Gates di Istana Merdeka awal Mei lalu. Tapi, di balik semangat pemerintah menyambut uji coba ini, muncul suara lantang penolakan dari mantan Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari.
Lewat podcast bertajuk “Siti Fadilah Supari Membongkar Motif di Balik Vaksin TBC”, beliau mengkritik keras rencana tersebut. Menurutnya, uji coba vaksin asing di Tanah Air bisa mengancam kedaulatan kesehatan nasional.
“TBC laten itu nggak menular seperti TBC aktif. Kalau semua divaksin seenaknya, apa kita ini kelinci percobaan?” ujarnya, dikutip Sabtu malam (24/5).
Siti juga menyoroti gaya kepemimpinan Menkes Budi Gunadi Sadikin yang menurutnya terlalu berorientasi pada vaksin sebagai solusi semua penyakit.
“Pak Menkes ini seolah-olah menuhankan vaksin. Katanya, cacar hilang karena vaksin, COVID juga. Tapi faktanya, COVID masih ada di Singapura, Hong Kong, dan Thailand. Ini logika yang nggak nyambung buat kami yang dokter,” sindirnya tajam.
Nggak cuma itu, Fadilah menilai bahwa gaya kebijakan Menkes Budi banyak menuai kritik dari para profesional medis.
“Nggak pernah sebelumnya ada Menkes yang didemo habis-habisan kayak sekarang,” kata Siti.
“Saya rasa, chemistry-nya memang nggak cocok. Nggak nyambung dengan dunia medis,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden Prabowo tetap menyatakan optimismenya soal kerja sama uji coba vaksin TBC bersama Bill Gates, mengingat angka kematian akibat TBC di Indonesia yang mencapai hampir 100 ribu jiwa tiap tahun.
“Vaksin ini dikembangkan untuk dunia, dan Indonesia jadi tempat uji cobanya. Kita tahu beban TBC di negara kita sangat tinggi,” ujar Prabowo.
Suara Rakyat Komentarin:
Gengs, pro-kontra soal vaksin TBC ini beneran panas, ya. Di satu sisi, pemerintah semangat banget karena pengen menekan angka kematian akibat TBC. Tapi di sisi lain, ada kekhawatiran soal posisi Indonesia yang bisa aja dianggap "laboratorium manusia" oleh dunia luar.
Yang jelas, transparansi dan kedaulatan kesehatan nasional harus jadi prioritas utama. Jangan sampe niat baik berubah jadi blunder berkepanjangan.
.png)

Komentar0