SUARA RAKYAT, JANGAN DIBELI? - Boyolali, Jawa Tengah – Di tengah hiruk-pikuk pesta demokrasi dan maraknya praktik politik uang, seorang pemuda asal Boyolali menunjukkan keberanian luar biasa. DR, pria 24 tahun yang akrab disapa Dika, menjadi perbincangan hangat di kalangan aktivis muda dan pegiat pemilu bersih. Ia menolak amplop berisi uang suap yang ditawarkan padanya menjelang hari pencoblosan.
Tidak hanya menolak, DR bahkan aktif mengajak teman-temannya untuk bersikap serupa. Baginya, memilih pemimpin bukan soal isi amplop, tapi soal isi visi dan misi. Tindakan ini bukan tanpa risiko. Selama beberapa minggu menjelang pemilu, DR mengaku mendapat intimidasi dan teror.
“Ada yang nelpon malam-malam, ada juga yang ngirim pesan ancaman. Saya diminta berhenti ngomporin teman-teman untuk tolak uang,” cerita DR saat ditemui tim Suara Rakyat di sebuah kedai kopi di Boyolali.
DR merupakan salah satu koordinator komunitas pemuda desa yang aktif menyuarakan pentingnya pemilu bersih. Ketika tawaran amplop datang dari oknum yang mengatasnamakan tim sukses salah satu calon legislatif, ia menolak mentah-mentah.
“Kalau kita jual suara, artinya kita jual masa depan. Saya nggak mau teman-teman saya hidup dalam politik yang kotor terus-menerus,” ujar DR dengan tegas.
Keberanian DR membuat beberapa rekannya ikut menolak tawaran serupa. Mereka bahkan membuat grup WhatsApp kecil untuk saling mengingatkan agar tidak tergoda. Di dalam grup tersebut, mereka berbagi visi-misi para calon, menganalisis program kerja, hingga berdiskusi soal rekam jejak kandidat.
Namun perjuangan DR tidak berjalan mulus. Ia sempat dibuntuti oleh orang tak dikenal dan motornya ditemukan dalam keadaan rusak akibat sabotase. Meski begitu, DR tidak gentar.
“Saya yakin ini cuma bentuk ketakutan mereka. Kalau suara rakyat benar-benar bebas dan jujur, mereka pasti kalah,” tambah DR.
Kini, DR dan komunitasnya terus bergerak. Mereka menginisiasi edukasi politik ke berbagai desa sekitar, mendorong partisipasi pemuda untuk menjadi pemilih kritis dan berintegritas.
Pesan Moral:
Cerita DR adalah potret nyata perjuangan pemuda yang tak gentar melawan arus politik uang. Di tengah apatisme yang sering melanda generasi muda, sikap DR menjadi inspirasi bahwa suara rakyat sejati bukan untuk dibeli, melainkan untuk diperjuangkan.


Komentar0